“Dari perspektif investor paling bagus kalau dia (emiten) me-rights issue bukan untuk bayar utang, tapi kelihatan rights issue ini karena memang ada tuntutan untuk ekspansi kemudian karena pemegang saham pengendali menambah modalnya mau tidak mau harus rights issue supaya tidak terjadi dilusi. Itu yang terjadi pada saham-saham BUMN,” ujarnya.
Karena itu, pengembangan bisnis ke depan menurutnya akan menjadi pertimbangan utama investor untuk subscribe atau menebus rights issue tersebut.
Analis pasar modal sekaligus ekonom dari LBP Institute Lucky Bayu Purnomo mengamini Edwin. Dia berpendapat orientasi pasar saat ini masih melihat emiten yang memiliki status fundamental yang baik dan berkomitmen menambah modal untuk pengembangan bisnis dan kemampuan ekspansi di masa datang serta diversifikasi portofolio usaha.
“Pasar saat ini masih melihat market cap yang cukup besar pada emiten-emiten yang memiliki status fundamental yang baik. Ramainya rights issue sebetulnya ini momentum bagi pelaku pasar melihat perebutan dana itu kepada emiten-emiten yang sebenarnya memiliki proses pengelolaan yang baik. Untuk itu kita harus melihat sektor yang menarik,” tuturnya.
(SANDY)