2. Perusahaan Mengalami Kebangkrutan
Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, investor pun akan mengalami kerugian. Perusahaan yang bangkrut bisa jadi kehilangan asetnya sehingga investor hanya akan menerima pembagian dari nilai aset yang tersisa setelah digunakan untuk melunasi kewajiban membayar utang. Hal ini tentunya dapat merugikan investor.
3. Likuiditas Saham
Risiko saham berikutnya yang perlu diperhatikan adalah risiko likuiditas. Risiko ini merujuk pada saham-saham yang memiliki volume transaksi yang rendah. Sebuah saham dapat dikatakan likuid apabila saham tersebut mudah diperdagangkan. Meski sebagian besar saham di bursa likuid, namun ada beberapa diantaranya yang memiliki volume transaksi rendah dan kerap disebut saham tidur. Sejatinya, risiko ini tidak terlalu berpengaruh pada investasi saham jangka panjang. Meski begitu, bagi investor jangka pendek atau trader, likuiditas yang buruk akan menjadi sebuah masalah besar.
4. Penurunan Valuasi
Harga saham seringkali dapat mewakili ekspektasi masa depan terhadap kinerja perusahaan. Karena itulah, jika harga saham terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai sebenarnya, ada risiko penurunan nilai yang tidak sesuai harapan.
5. Forced Delisting dan Suspensi
Investor juga perlu mewaspadai adanya risiko delisting dan suspensi pada perusahaan saat berinvestasi saham. Delisting adalah kondisi ketika saham perusahaan dikeluarkan dari perdagangan oleh BEI karena kinerja keuangannya yang buruk atau terjadi pelanggaran aturan oleh perusahaan. Adapun suspensi adalah kondisi di mana saham perusahaan diberhentikan perdagangannya dengan alasan tertentu. Kedua hal ini tentunya akan sangat merugikan investor saham.
Itulah beberapa risiko saham yang perlu Anda petimbangkan terlebih dulu sebelum berinvestasi pada instrumen yang satu ini.