Rumor Penggerak dan Klarifikasi Direksi
Saham KARW bangkit dari level Rp50 per saham atawa gocap seiring diakuisisi raksasa pelayaran RI Meratus, sempat terbang belasan ribu persen sepanjang 2024.
Sebagai pengingat, per 1 Februari 2024, pemegang saham pengendali KARW adalah PT Saranakelola Investa (SKI) dari Grup Meratus.
Saranakelola menjadi pengendali KARW usai mengambilalih 470,83 juta kepemilikan saham dari ICTSI Far East Pte. Ltd atau setara dengan 80,19 persen.
Transaksi pembelian oleh SKI tersebut diselesaikan di harga Rp66 per saham. Apabila dihitung, nilai transaksi akuisisi tersebut setara dengan Rp31,07 miliar.
Selepas akuisisi, PT ICTSI Jasa Prima Tbk berganti nama menjadi PT Meratus Jasa Prima Tbk.
Seiring waktu, akuisisi KARW oleh SKI memunculkan narasi backdoor listing, rumor masuknya pemain besar asal Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi Ports Group (AD Ports), hingga penyuntikan aset Meratus Group, yang memantik antusiasme pasar sehingga turut menerbangkan harga saham ke bulan.
AD Ports juga sebelumnya disebut-sebut akan ikut mengelola Pelabuhan Patimban, bersama Meratus Group, di Jawa Barat. Belakangan, rumor tersebut ditepis manajemen.
“Tidak. Kami tidak masuk ke Patimban,” kata Heru dalam public expose insidentil, Jumat (13/12/2024) pekan lalu.
Selain itu, Heru juga menyangkal kerja sama AD Ports dengan Meratus Jasa Prima saat ini.
“Saya tidak bisa komentar secara [level] Meratus. Namun, dalam Meratus Jasa Prima, tidak ada perbincangan. Saya memiliki keterbatasan di level [Meratus] Group,” ujarnya.
Sebagai informasi, backdoor listing—alias pencatatan tidak langsung—adalah proses di mana sebuah perusahaan swasta masuk ke pasar modal dengan cara mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan publik yang sudah terdaftar di bursa, alih-alih melalui penawaran umum perdana (IPO). (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.