IDXChannel - Mata uang Rupiah dibuka menguat tipis terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal bulan Desember ini, atau Senin (1/12/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah mengawali perdagangan dengan penguatan 0,10 persen ke posisi Rp16.658 per Dolar AS, setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya Jumat (28/11/2025) ditutup melemah di level Rp16.675 per Dolar AS.
Penguatan Rupiah sejalan dengan sejumlah mata uang Asia lainnya, di mana Yen Jepang menguat 0,40 persen, Dolar Singapura menguat 0,10 persen, Won Korea Selatan menguat 0,01 persen, dan Peso Filipina menguat 0,03 persen.
Sementara itu, Indeks Dolar AS terpantau naik tipis 0,06 persen ke posisi 99,39, dan beberapa mata uang Asia lainnya seperti Dolar Hong Kong, Dolar Taiwan, dan Rupee India justru melemah.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi memperkirakan pergerakan Rupiah pada perdagangan hari ini akan fluktuatif dan diproyeksikan ditutup melemah di rentang Rp16.670 hingga Rp16.710 per Dolar AS.
Dari sentimen global, pasar dipenuhi harapan pelonggaran kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed). Meskipun data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan gambaran beragam, para pedagang tetap yakin The Fed akan melonggarkan kebijakannya pada pertemuan Desember 2025.
Mengacu pada CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan probabilitas sekitar 85 persen untuk pengurangan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Dari dalam negeri, sentimen positif didorong oleh proyeksi dari Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Menkeu mengklaim bahwa kebijakan pemindahan dana pemerintah dari Bank Indonesia (BI) ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 0,2 persen pada Kuartal IV/2025.
Dengan adanya stimulus pemerintah dan kebijakan tersebut, Purbaya optimistis pertumbuhan ekonomi sepanjang Oktober, November, dan Desember tahun ini akan mampu mencapai kisaran 5,6 persen hingga 5,7 persen.
(kunthi fahmar sandy)