Dari sentimen domestik, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat ditengah gejolak eksternal dengan inflasi yang terjaga pada kisaran target yang ditetapkan, dan sektor keuangan yang resilien. IMF memproyeksikan kinerja ekonomi Indonesia akan tetap tinggi, yaitu sebesar 5 persen pada 2024 dan 5,1 persen pada 2025.
Beberapa hal yang membuat ekonomi Indonesia membaik, karena kerangka kebijakan Indonesia yang berhati-hati baik di bidang moneter, fiskal, maupun keuangan dinilai telah menciptakan fondasi yang kokoh untuk stabilitas makro dan kesejahteraan sosial.
IMF menyampaikan apresiasi dan catatan positif mengenai langkah-langkah kebijakan yang telah ditempuh oleh otoritas Indonesia. Apresiasi tersebut terutama disampaikan terkait beberapa poin penting. Pertama, komitmen Indonesia terhadap disiplin fiskal.
Kedua, penurunan inflasi sesuai dengan kisaran target yang telah ditetapkan dan kebijakan moneter yang memerhatikan perkembangan data (data dependent), upaya pendalaman pasar dan upaya penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
Ketiga, upaya penguatan kerangka kebijakan makroprudensial. Keempat, agenda pertumbuhan menuju status negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Kelima, komitmen untuk mencapai target nol emisi karbon atau net zero-emission pada 2060 serta langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.
Meski demikian, IMF mengingatkan ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama, dan spillover akibat kondisi high-for-longer pada keuangan global.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.880-Rp15.970 per dolar AS.
(Febrina Ratna)