sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Kembali Ditutup Menguat ke Rp16.603 per Dolar AS Hari Ini

Market news editor Anggie Ariesta
30/04/2025 16:07 WIB
Nilai tukar rupiah kembali ditutup menguat pada perdagangan Rabu (30/4/2025). Rupiah tercatat naik 158 poin atau 0,94 persen ke level Rp16.603 per dolar AS.
Rupiah Kembali Ditutup Menguat ke Rp16.603 per Dolar AS Hari Ini. (Foto: Inews Media Group)
Rupiah Kembali Ditutup Menguat ke Rp16.603 per Dolar AS Hari Ini. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup menguat pada perdagangan Rabu (30/4/2025). Rupiah tercatat naik 158 poin atau 0,94 persen ke level Rp16.603 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang tidak menentu meningkatkan kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi global. Data pada Selasa (29/4/2025) menunjukkan keyakinan konsumen AS yang merosot ke level terendah hampir lima tahun pada April karena meningkatnya kekhawatiran atas tarif.

“Presiden AS Donald Trump berencana untuk melunakkan dampak tarif otomotifnya dengan mencegah bea masuk pada mobil buatan luar negeri agar tidak tertumpuk dengan tarif lain dan mengurangi pungutan pada suku cadang asing yang digunakan dalam pembuatan mobil, kata para pejabat pemerintahan,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (30/4/2025). 

Data indeks manajer pembelian resmi menunjukkan aktivitas manufaktur China yang menyusut lebih dari yang diharapkan pada April. Sementara aktivitas keseluruhan juga melemah setelah pertukaran tarif yang mengerikan antara Beijing dan Washington.

Meskipun data PMI swasta masih menunjukkan beberapa ketahanan dalam aktivitas manufaktur, tren ekspor China menghadapi penurunan tajam dalam pesanan ekspor luar negeri setelah Trump mengenakan tarif 145 persen pada barang-barang China.

Data PMI pada Rabu (30/4/2025) menyoroti dampak perang dagang Tiongkok-AS terhadap bisnis China, yang menyiapkan ekonomi untuk awal yang lemah pada kuartal kedua tahun 2025. Data yang lemah juga memberi lebih banyak tekanan pada Beijing untuk mengeluarkan lebih banyak langkah stimulus.

Dari sentimen dalam negeri,pemerintah menanggapi secara positif dan terbuka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disampaikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia pada 2025 sebesar 4,7 persen.

Pandangan atau penilaian dari lembaga internasional seperti IMF merupakan hal yang wajar, tetapi harapannya agar semua pihak untuk tetap membangun optimisme berdasarkan data dan pencapaian aktual ekonomi nasional.

Pentingnya mempertahankan kepercayaan diri nasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global, dengan merujuk pada sejumlah indikator makroekonomi yang dinilai masih sangat kuat dan stabil. Hal tersebut bisa di lihat dari pondasi ekonomi cukup stabil, tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi terjaga, Konsumsi rumah tangga dan iklim investasi terus terjaga.

Selain itu, pemerintah secara aktif terus mendorong kerja sama dan iklim investasi melalui berbagai upaya strategis, termasuk peninjauan regulasi-regulasi yang dianggap menghambat masuknya investasi. Tak hanya itu, keyakinan keberhasilan ekonomi Indonesia ke depan tidak hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi juga hasil kolaborasi dari seluruh elemen bangsa, mulai dari sektor swasta, para pekerja, hingga masyarakat umum.

Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin dan bekerja sama dengan stake holder lainnya baik Bank Indonesia, pengusaha dan yang lainnya saling bahu membahu mengisi kekurangan yang ada, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan target pemerintah yaitu di 5,2 persen.

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp16.540-Rp16.610 per dolar AS.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement