sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Keok Lawan Dolar, Ini Sejumlah Tanggapan Pengamat

Market news editor Viola Triamanda/MPI
05/07/2022 19:10 WIB
Sore ini, (5/7/2022) nilai rupiah melemah 22 poin di level Rp 14.993 atas dolar Amerika Serikat (USD).
Rupiah Keok Lawan Dolar, Ini Sejumlah Tanggapan Pengamat (FOTO:MNC Media)
Rupiah Keok Lawan Dolar, Ini Sejumlah Tanggapan Pengamat (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Sore ini, (5/7/2022) nilai rupiah melemah 22 poin di level Rp 14.993 atas dolar Amerika Serikat (USD).

Keadaan ini mengundang berbagai pendapat dari berbagai pandangan dari para pengamat ekonomi. 

Berikut beberapa pandangan serta proyeksi pengamat terhadap rupiah:

1. Bhima Yudhistira  

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan bahwa pergerakan rupiah saat ini tidak terlepas dari sentimen negatif di pasar saham. 

''Data inflasi Juni yang cukup tinggi sejak 2017 menjadi kekhawatiran risiko stagflasi. Apalagi BI masih menahan suku bunga tentu risk nya naik di market,'' jelasnya kepada MPI, Selasa 5/7/2022.

Menurutnya ditahannya suku bunga acuan membuat spread imbal hasil US Treasury dengan surat utang SBN semakin menyempit. Idealnya suku bunga sudah naik 50 basis poin sejak Fed lakukan kenaikan secara agresif. 

Dia juga mengatakan bahwa Rupiah secara psikologis berisiko melemah ke 15.500-16.000 dalam waktu dekat dan dia memproyeksikan bahwa tren pelemahan ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

2. Piter Abdullah

Ekonom Core Indonesia Piter Abdullah mengatakan bahwa pelemahan rupiah sudah diperkirakan seiring semakin sempitnya spread suku bunga domestik dan suku bunga internasional. 

Menurutnya keputusan BI menahan suku bunga acuan dapat menahan masuknya aliran modal asing atau bahkan mendorong modal asing keluar dari indonesia. Hal ini menjadi tekanan sehingga melemahkan rupiah. 

''Kalau kondisi ini berkelanjutan, rupiah terus melemah, akan berdampak negatif terhadap perekonomian indonesia,'' jelasnya. 

Pelemahan rupiah bisa meningkatkan risiko investasi sekaligus menurunkan masuknya investasi asing ke indonesia. Menurutnya Inflasi indonesia bisa meningkat lebih besar dan memangkas daya beli masyarakat. Ujungnya menahan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi.

3. Linda Lee

Technical Analyst dan Brand Ambassador Ajaib, Linda Lee mengatakan bahwa kondisi pelemahan rupiah saat ini merupakan imbas dari kebijakan suku bunga The Fed. Dia juga memproyeksikan bahwa Rupiah akan menghadapi resisten terdekatnya di 15.050. 

''Bila level ini terlampaui maka 15.160 ada level pelemahan berikutnya," jelasnya kepada MPI. 

4. Josua Pardede

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan bahwa keadaan rupiah yang mengalami pelemahan dalam sepekan terakhir diakibatkan oleh ekspektasi inflasi yang meningkat di berbagai negara, dan diikuti oleh kenaikan suku bunga global.

Selain itu tren pelemahan sebagian besar mata uang Asia juga dipengaruhi oleh meningkatnya sentimen risk-off yang seiring dengan potensi risiko resesi global akibat mulai menurunnya indikator ekonomi negara maju.

Menurutnya untuk kedepan potensi pelemahan Rupiah masih berpotensi terjadi, dan bukan tidak mungkin menembus angka 15.000 per Dollar AS.

''Salah satu yang perlu diperhatikan pemerintah adalah potensi imported inflation yang kemudian mendorong pelemahan daya beli masyarakat dan investasi secara umum,'' jelasnya kepada MPI. 

5. David Sumual 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan bahwa saat ini hampir semua mata uang negara khususnya negara emerging market mengalami pelemahan. Bahkan Yen Jepan sudah melemah 20 persen sejak awal tahun. 

''Kita secara persentase pelemahannya relatif kecil dan sejauh ini pelemahan yang terjadi masih dibatas yang wajar karena negara lain juga melemah," jelasnya kepada MPI.

Sementara itu dia berpesan untuk tidak berfokus terhadap angkanya saat ini. Namun juga harus dibandingkan dengan yang lain. 

''Jangan dilihat dari nominalnya saja, tapi coba perbandingkan dengan negara-negara lain, bisa dilihat persentasenya seperti apa,'' jelasnya.

(SAN)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement