sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Makin Berjaya, Ditutup ke Rp15.102 per USD

Market news editor Anggie Ariesta
25/09/2024 15:26 WIB
Rupiah pada perdagangan hari ini (25/9) kembali ditutup menguat 85 poin atau 0,56 persen ke level Rp15.102 per USD. 
Rupiah Makin Berjaya, Ditutup ke Rp15.102 per USD (foto mnc media)
Rupiah Makin Berjaya, Ditutup ke Rp15.102 per USD (foto mnc media)

IDXChannel - Rupiah pada perdagangan hari ini (25/9) kembali ditutup menguat 85 poin atau 0,56 persen ke level Rp15.102 per USD. 

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, USD kembali melemah dipengaruhi jelang pidato pejabat The Fed pekan ini yang akan memberikan isyarat lebih lanjut tentang suku bunga, terutama pidato Gubernur The Fe, Jerome Powell pada Kamis.

"Data indeks harga PCE, pengukur inflasi pilihan Fed juga akan dirilis pada Jumat dan diharapkan menjadi faktor dalam rencana bank sentral untuk suku bunga," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (25/9).

Analis Citi sebelumnya mengatakan, Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga dengan total 125 basis poin setelah penurunan 50 bps minggu lalu. Goldman Sachs memperkirakan penurunan 25 bps selama setiap pertemuan dari November hingga Juni 2025.

Sementara itu, Bank Rakyat China meluncurkan serangkaian langkah stimulus pada Selasa, termasuk peningkatan langkah likuiditas dan pelonggaran pembatasan pada pasar properti. Langkah tersebut mendorong harapan bahwa pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia akan membaik.

Namun analis berpendapat bahwa lebih banyak langkah diperlukan dari Beijing untuk menopang pertumbuhan yang lamban. China telah meluncurkan stimulus moneter berulang kali selama tiga tahun terakhir, namun tidak banyak berpengaruh.

Dari sentimen domestik, kata Ibrahim, Bank Indonesia (BI) telah memutuskan memangkas suku bunga acuan (BI Rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. 

Pejabat BI menegaskan keputusan tersebut merupakan bentuk transformasi kebijakan moneter dari bersifat pro-stability menjadi pro-growth.

Dampak dari probabilitas pemangkasan FFR pada bulan ini diyakini akan berimbas pada stabilitas nilai tukar Rupiah. Sehingga, alasan BI sebelumnya yang mempertahankan suku bunga karena alasan stabilitas Rupiah menjadi teralihkan. Inflasi yang stabil, dan diperkirakan bergerak di kisaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025.

Dengan dorongan dari kebijakan moneter berupa pemangkasan BI Rate ini, diharapkan bisa mendorong kredit lebih lanjut di perbankan, sehingga mampu mendorong pembiayaan, serta pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.000-Rp15.120 per USD," kata Ibrahim.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement