Sementara itu, Bank Rakyat China meluncurkan serangkaian langkah stimulus pada Selasa, termasuk peningkatan langkah likuiditas dan pelonggaran pembatasan pada pasar properti. Langkah tersebut mendorong harapan bahwa pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia akan membaik.
Namun analis berpendapat bahwa lebih banyak langkah diperlukan dari Beijing untuk menopang pertumbuhan yang lamban. China telah meluncurkan stimulus moneter berulang kali selama tiga tahun terakhir, namun tidak banyak berpengaruh.
Dari sentimen domestik, kata Ibrahim, Bank Indonesia (BI) telah memutuskan memangkas suku bunga acuan (BI Rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen.
Pejabat BI menegaskan keputusan tersebut merupakan bentuk transformasi kebijakan moneter dari bersifat pro-stability menjadi pro-growth.