Selain itu, rupiah juga akan dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Bank sentral AS itu diprediksi menunda penurunan suku bunga. Pelaku pasar sebelumnya berekspektasi penurunan suku bunga akan dilakukan pertengah tahun ini.
“Kemungkinan penurunan suku bunga ini ditunda sampai ke kuartal IV bahkan ke tahun depan,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, David memproyeksi rupiah bergerak di kisaran Rp16.100 hingga Rp16.200 per dolar AS.
Di sisi lain, David berharap ada upaya dari pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk bank sentral, David berharap BI intervensi pasar sehingga mata uang garuda tidak terlalu volatile.
Sementara pemerintah diharapkan menyiapkan kontigensi plan atau rencana alternative melalui penyesuaian APBN. “ Dunia dalam kondisi kurang stabil sehingga perlu kebijakan yang lebih prudent,” ujarnya.
(FRI)