Kemudian, lanjut dia, kinerja pertumbuhan ekonomi yang moncer sepanjang tahun berjalan menjadi salah satu alasan kuat.
"Selain itu, kinerja penerimaan negara pun memiliki prospek yang baik, terutama pajak," tutur Ibrahim.
Sementara itu, dolar sedikit turun. Menurut Ibrahim, ini memperpanjang penurunan sejak Kamis (8/12/2022) lalu karena investor memposisikan diri untuk pembacaan inflasi AS yang akan datang dan tengah meningkatnya optimisme China atas pembukaan kembali ekonomi di negara tersebut.
Untuk perdagangan pekan depan, Senin (12/12/2022) mata uang rupiah diproyeksi dibuka fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.550 - Rp15.630. (NIA)