"Total nilai ekspor mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah dalam Rilis BPS di Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Kenaikan ekspor ini lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics sebesar 0,78 persen yoy. Secara aktual, ekspor Indonesia mengalami kenaikan secara tahunan mencapai 2,86 persen yoy.
Namun demikian, angka ekspor Indonesia turun 3,52 persen dari periode Januari hingga Mei 2023.
Jika terus terjadi pelemahan rupiah, maka akan membuat harga barang-barang ekspor Indonesia menjadi lebih murah di pasar global. Sehingga, kenaikan ekspor RI juga tak akan terlalu berdampak pada pendapatan negara.
Di sisi impor, pelemahan rupiah akan menyebabkan harga barang impor akan naik dan menyebabkan terjadi imported inflation alias inflasi barang-barang impor. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan impor akan tertahan. (ADF)