“Kami sudah menaikkan (suku bunga) sebesar 225 basis poin. Dan angka ini kami pandang cukup untuk menjaga stabilitas saat ini, stabilitas inflasi, dan di sisi lain cukup untuk memacu pertumbuhan penyaluran kredit,” kata Destry, dikutip dari Reuters, Rabu (4/10).
Destry mengatakan volatilitas pasar saat ini disebabkan oleh faktor eksternal, khususnya komentar hawkish pejabat bank sentral AS, The Federal Reserve.
BI akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter selama dua hari pada tanggal 18-19 Oktober mendatang.
Sebagian besar analis memperkirakan bank akan mempertahankan suku bunga stabil di 5,75 persen selama sembilan bulan berturut-turut mengingat inflasi telah menurun mendekati batas bawah target bank sentral.
Namun, para analis juga menilai, penurunan suku bunga belum menjadi perhatian bank sentral. Para pejabat BI kemungkinan juga akan mengambil pendekatan hati-hati terhadap pelonggaran moneter di masa depan karena melemahnya rupiah.