Chisty juga merinci sejumlah sektor yang patut diwaspadai pelemahan kurs terjadi cukup lama. Beberapa emiten yang dimaksud adalah perusahaan yang memiliki pendapatan dalam bentuk rupiah namun mempunyai porsi utang yang besar dalam denominasi dolar AS.
Baca Juga:
"Terlebih jika utang tersebut dengan metode floating yang tentunya besaran bunga akan mengikuti kenaikan suku bunga," ujarnya.
Selanjutnya adalah emiten yang melakukan kegiatan bisnis dengan skema impor bahan baku, dan melakukan penjualan di pasar domestik.
"Mereka yang tidak memiliki porsi penjualan ekspor yang besar juga akan terdampak pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar," tandasnya. (TYO)