Rusia- Ukraina Memanas, Harga Minyak Mentah Naik Tipis

IDXChannel - Harga minyak mentah mengalami kenaikan tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (17/1/2022).
Hingga pukul 13:25 WIB, minyak mintah berjangka Brent naik 0,34% di USD86,35/barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,44% di USD83,47/barel.
Penguatan ini terjadi di tengah tingginya permintaan dan spekulasi pasokan yang ketat akibat menurunnya kekhawatiran terhadap varian baru Omicron. Analis melihat katalis ini dapat mendongkrak harga komoditas tersebut lebih tinggi.
"Sentimen bullish masih terus berlanjut mengingat OPEC+ tidak menyediakan cukup pasokan untuk memenuhi permintaan global yang kuat," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd, dilansir Reuters, Senin (17/1/2022).
Sebagai catatan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi dan sekuturnya, Rusia akan secara bertahap menambah produksi untuk mengisi kekurangan pasokan pada tahun pertama virus corona muncul.
Tetapi sejumlah produsen dengan tingkat produksi yang kecil belum dapat meningkatkan pasokan dengan alasan untuk menjaga kemungkinan bangkitnya kembali kasus Covid-19.
"Yang terlihat selanjutnya adalah lonjakan permintaan musim panas nanti, terutama di Eropa dan AS, yang bisa lebih besar dari tahun lalu. Ini bakal terjadi apabila harapan mengubah Covid-19 dari pandemi menjadi endemik terbukti benar," kata Vandana Hari, energy analis di Vanda Insights.
Tidak berhenti hanya sampai Omicron, ancaman geopolitik sejumlah negara adidaya juga akan mendukung sentimen bullish dari komoditas ini.
Pejabat AS sebelumnya menyuarakan kekhawatirannya Jumat lalu (14/1) bahwa Rusia sedang bersiap untuk menyerang Ukraina jika diplomasi gagal. Rusia, yang telah mengumpulkan 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, merilis foto pasukannya telah mulai bergerak.
Pemerintah AS telah mengadakan pembicaraan dengan beberapa perusahaan energi international mengenai rencana darurat untuk memasok gas alam ke Eropa jika konflik antara Rusia dan Ukraina mengganggu pasokan dari Rusia.
Sementara itu, stok minyak mentah AS diketahui masih lebih rendah dari yang diharapkan sejak Oktober 2018, meskipun persediaan bensin masih tinggi karena permintaan yang lemah, demikian menurut data Biro Administrasi Informasi Energi, Rabu lalu (12/1).
Dari negeri Tirai Bambu, sebuah sumber membocorkan bahwa China sedang berencana melepaskan cadangan minyak pada sekitar liburan Tahun Baru Imlek antara 31 Januari hingga 6 Februari.
Adapun strategi ini merupakan bagian dari rencana yang dikoordinasikan oleh Amerika Serikat bersama konsumen utama lainnya untuk mengurangi harga di tingkat global. (TIA)