Laba bersih bank-bank dalam cakupan riset turun 2,8 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp128 triliun sepanjang Januari-Agustus 2025, lebih dalam dari kontraksi 1 persen pada 7 bulan pertama (Januari-Juli 2025).
BBCA tetap menjadi penopang utama dengan pertumbuhan laba 9 persen YoY, menahan penurunan laba bank BUMN besar yang mencapai 6-10 persen YoY. Secara bulanan, laba Agustus turun 10 persen, dipicu pelemahan NIM.
Penurunan paling tajam terjadi pada BMRI sebesar 34 persen secara bulanan (MoM) akibat tekanan biaya operasional. Sebaliknya, BBTN dan BRIS mencatat lonjakan laba masing-masing 116 persen dan 63 persen MoM berkat normalisasi pasca-audit.
Ciptadana menilai tekanan terhadap NIM masih akan berlanjut pada kuartal III-2025.
Likuiditas hasil injeksi belum tersalurkan ke aset produktif. Sementara mulai 5 November, bank-bank BUMN akan menaikkan suku bunga deposito valas menjadi 4 persen per tahun, berpotensi menarik dana dari deposito rupiah di tengah tren penurunan suku bunga.