Dari sisi penyaluran kredit, pertumbuhan dipimpin bank-bank BUMN. BMRI mencatat pertumbuhan kredit 11 persen YoY, melampaui panduan 8–10 persen. BBNI tumbuh 8 persen YoY, sementara BBCA melambat ke 9 persen YoY dari 11 persen bulan sebelumnya.
Tren biaya kredit (CoC) bervariasi. BBRI mencatat lonjakan CoC ke 3,3 persen, sedangkan BMRI turun ke 0,5 persen karena pembalikan provisi. BBCA tetap unggul dengan CoC terendah 0,3 persen.
Ciptadana mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor perbankan, dengan BBCA sebagai top pick di kelompok bank besar dan BBTN untuk small-mid cap. Risiko utama yang perlu dicermati adalah pemulihan NIM yang lebih lambat dari perkiraan serta potensi tekanan kualitas aset.
Peluang Akumulasi?
Penurunan harga saham BBCA sekitar 20 persen sejak awal tahun dinilai DBS Group Research sebagai peluang akumulasi.
Dalam riset terbarunya, analis DBS Muhammad Nurkholis Syafruddin dan Rui Wen Lim menilai potensi perbaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hingga 2026 bisa menjadi pendorong utama kinerja saham, melampaui pertumbuhan kredit, provisi, dan pendapatan nonbunga.