Sementara, menurut hemat Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, rebound-nya sejumlah saham bank kakap usai mengalami tekanan jual yang tinggi akhir-akhir ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan aksi akumulasi beli.
“Apalagi kalau kita memanfaatkan berakhirnya periode Sell In May & Go Away pada Mei lalu. Dala, 8 tahun terakhir, indeks cenderung positif selama Juni, Juli, Agustus. Ini bisa dimanfaatkan untuk akumulasi beli terhadap saham big banks, termasuk BBRI, yang bisa menopang pegerakan indeks,” ungkap Nafan kepada IDXChannel.com.
Teropong Teknikal
Dari kacamata analisis teknikal, Senior Technical Analyst Samuel Sekuritas Indonesia M. Alfatih mengatakan, saham BBRI memang mengalami rebound di dekat target penurunan pola sepanjang Oktober 2021 hingga Maret 2024.
Namun, dirinya menilai, saat ini BBRI masih di dalam down channel pola sejak Maret 2024.
“Jika [BBRI] mampu tembus 4.600-4.750 maka down channel berakhir,” kata Alfatih kepada IDXChannel.com.
Sementara, jelasnya, BBCA masih dalam pola upchannel sejak Oktober 2022.
Kemudian, BMRI mengalami bullish reversal, tetapi saat ini harus mampu menembus dan bertahan di atas 6.300 untuk bisa mengakhiri downchannel sejak Februari 2024, dan menjadikan pergerakan dalam dua pekan terakhir sebagai false bearish breaks.
Terakhir, BBNI masuk dalam area demand (pola consolidasi Agustus 2022-September 2023).
“Namun harus tembus dulu 5.000-5.250, barulah mengakhiri downtrend pola sejak Februari 2024,” kata Alfatih. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.