IDXChannel - Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp2,48 triliun di pasar reguler sepanjang sepekan terakhir, dengan aliran dana yang didominasi ke saham-saham perbankan dan blue chip klasik lainnya.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi incaran utama, mencatatkan net buy terbesar mencapai Rp1,81 triliun dengan volume 2,1 juta lot. Dalam sepekan, saham BBCA meningkat 3 persen.
Sentimen positif terhadap prospek sektor perbankan besar seiring rilis laporan keuangan per kuartal III-2025 (9 bulan di 2025) tampaknya masih menjadi pendorong minat asing.
Di posisi kedua, saham PT Astra International Tbk (ASII) mengantongi aliran dana asing senilai Rp535,2 miliar, disusul oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp371,9 miliar dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) senilai Rp369,7 miliar.
Keempat saham tersebut memperlihatkan bahwa investor asing masih memfokuskan portofolionya pada saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) dengan fundamental solid.
Selain itu, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turut menarik perhatian dengan net buy Rp271,9 miliar, sementara PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat Rp189,8 miliar. Keduanya menunjukkan adanya minat pada sektor konsumsi (consumer goods) dan pertambangan alat berat.
Beberapa saham lain yang juga masuk radar asing antara lain emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai tren akumulasi asing di saham blue chip tradisional belakangan ini menunjukkan optimisme terhadap prospek ekonomi domestik.
“Saat ini investor asing terlihat mengakumulasi beberapa saham blue chip classic seperti BBCA, TLKM, ASII, UNVR, dan JPFA,” ujar Michael.
Ia menambahkan, pergerakan tersebut juga meluas ke sejumlah saham komoditas. “Terlihat juga dalam beberapa akumulasi di saham komoditas seperti BRMS, ANTM, MDKA, dan UNTR,” imbuh dia.
Menurut Michael, pola ini menandakan adanya persiapan atau respons positif terhadap kondisi ekonomi di dalam negeri. “Menyusul beberapa kebijakan agresif yang dilakukan oleh Menkeu dalam mendorong ekonomi,” tuturnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.