Kontribusi CPM
CPM di Sulawesi Tengah menjadi andalan utama BRMS dengan cadangan emas sebesar 31,5 juta ton dan sumber daya mencapai 40,2 juta ton dengan kadar bijih rata-rata 3,5 gram per ton.
Saat ini, BRMS mengoperasikan dua pabrik dengan total kapasitas pengolahan bijih 4.500 tpd, serta rencana pengoperasian pabrik ketiga berbasis heap leach pada kuartal IV-2024, menambah kapasitas 4.000 tpd.
Di tambang bawah tanah Poboya, BRMS menargetkan bijih dengan kadar emas yang lebih tinggi, yaitu 4,9 gram per ton, yang diproyeksikan akan meningkatkan produksi dore bullion hingga 145,4 ribu ons pada 2027, naik 165,6 persen dari produksi saat ini.
Potensi dari Tambang Emas & Tembaga di Wilayah Lain
Menurut catatan analis Samuel Sekuritas, BRMS juga memiliki sejumlah aset cadangan potensial lainnya, seperti tambang di Banten, Aceh, dan Gorontalo dengan total cadangan mencapai 126,1 juta ton, empat kali lebih besar dari CPM.
Salah satu proyek yang akan dikomersialisasikan adalah tambang Gorontalo Minerals pada 2026, dengan kapasitas pengolahan 2.000 tpd dan kadar tembaga serta emas masing-masing sebesar 0,49 persen dan 0,43 gram per ton.
Samuel Sekuritas memperkirakan langkah ini dapat mendorong EBITDA BRMS pada 2028 menjadi USD107 juta (naik 56,3 persen YoY) dan laba bersih menjadi USD129 juta (naik 21,0 persen YoY).
Target Kinerja 2025
Dengan produksi dore bullion sebesar 54,7 ribu ons pada 2024 (naik 135,3 persen YoY) dan target 78 ribu ons pada 2025 (naik 42,5 persen YoY), dan kenaikan harga emas hingga USD2.600 per troy ons, BRMS diperkirakan mencapai pendapatan USD207 juta (naik 57,5 persen YoY) dan EBITDA sebesar USD75 juta (naik 70,6 persen YoY) pada 2025.
Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) dengan target harga baru dari Rp230 per saham menjadi Rp500 per saham (berdasarkan metode SOTP), mencerminkan valuasi EV per cadangan (EV/reserve) sebesar USD26,6 per ton dan potensi kenaikan sebesar 35,9 persen.
“Masih terdapat potensi kenaikan lebih lanjut karena target harga kami belum memperhitungkan komersialisasi aset-aset lain BRMS maupun penjualan produk sampingan tambahan,” kata analis Samuel Sekuritas.
Lebih lanjut, katalisator dalam waktu dekat berupa pengumuman cadangan emas JORC dengan kadar yang lebih tinggi dan laporan kinerja keuangan kuartal III-2024 yang solid.
Namun, risiko penurunan meliputi harga emas yang melemah, penundaan operasional, serta kendala pendanaan yang mungkin dihadapi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.