William menilai sentimen negatif semakin menguat setelah muncul data penurunan kepemilikan saham oleh pemilik lama.
“Adanya data tentang pengurangan posisi oleh owner memicu panic selling, dan itu bisa jadi pemicu berakhirnya tren saham DADA,” imbuh dia.
Memang, data bursa menunjukkan PT Karya Permata Inovasi Indonesia cukup aktif melepas kepemilikan sahamnya di DADA, terutama sepanjang Juli–Agustus 2025. Sejak awal Agustus hingga 13 Oktober 2025, Karya Permata tercatat melakukan 20 kali aksi jual saham DADA.
Menariknya, meski kerap melepas saham, data KSEI yang dikutip dari Stockbit memperlihatkan Karya Permata juga sesekali melakukan pembelian di tengah tekanan jual, misalnya pada 10 dan 13 Oktober 2025. Tindakan ini terbilang tak lazim mengingat posisinya sebagai PSP.
Kepemilikan Karya Permata pun menyusut dari 4,90 miliar (65,96 persen) menjadi 4,21 miliar (56,62 persen) per 13 Oktober 2025.