Gani menilai, ketahanan EXCL mencerminkan kebiasaan masyarakat yang menempatkan layanan seluler sebagai kebutuhan primer. Hal ini membuat emiten seperti EXCL relatif tahan terhadap tekanan eksternal, termasuk inflasi maupun pelemahan daya beli. Kinerja keuangan EXCL pun menunjukkan pendapatan yang stabil, terutama dari layanan data yang menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan.
"Di sisi lain, strategi digitalisasi dan perluasan jaringan 4G serta persiapan 5G memperkuat posisi EXCL dalam mempertahankan dan menumbuhkan basis pelanggannya. Hal ini memberikan prospek jangka panjang yang solid bagi investor yang mencari saham dengan risiko lebih rendah dalam situasi ekonomi yang tidak menentu," katanya.
Dengan tingkat kebutuhan yang terus meningkat terhadap konektivitas, EXCL dinilai sebagai salah satu saham yang mampu bertahan di tengah tekanan ekonomi, menjadikannya opsi menarik bagi investor yang mengutamakan stabilitas portofolio.
Informasi saja, EXCl membukukan laba bersih sebesar Rp1,81 triliun sepanjang 2024, tumbuh 44,72 persen secara tahunan (YoY). Laba bersih per saham juga naik menjadi Rp139. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang mencapai 6,4 persen menjadi Rp34,39 triliun.
Pendapatan EXCL sebagian besar berasal dari layanan data dan digital sebesar Rp31,57 triliun. Sumber pendapatan lainnya berasal dari layanan percakapan dan SMS sebesar Rp898,6 miliar, serta jasa interkoneksi dan layanan telekomunikasi lainnya sebesar Rp1,13 triliun.