Pada 9 April 2025, BEI membuka suspensi perdagangan saham FORU sekaligus memasukannya ke dalam papan pemantauan khusus. Dalam sebulan terakhir, saham FORU tercatat turun lebih dari 20 persen.
Kondisi ini berkebalikan dengan saham UDNG yang disuspensi BEI akibat peningkatan harga yang signifikan. Tak diketahui penyebab peningkatan harga pada saham emiten produsen udang vaname itu.
"Perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal," kata Direktur Utama UDNG, Vincent Lukito.
Dalam Public Expose Insidentil, Direktur UDNG, Christian Brandon Limbono menyebut, kinerja perseroan berpotensi meningkat imbas pengelolaan tambak di Bangka Selatan oleh anak usaha, PT Marina Bahari Sentosa (MBS). MBS baru saja melakukan tebar benih perdana pada Februari 2025.
Dampaknya, kata dia, terlihat setelah panen parsial dan panen raya dalam 1-2 bulan ke depan. Dia juga menyebut, kolam yang ada di Bangka Selatan itu memiliki luas dan produksi 3-4 kali lipat dari yang dimiliki perusahaan induk.