Selain soal MSCI, penurunan harga emas spot (XAU/USD) sebesar 3 persen pada Rabu (6/11), di tengah penguatan dolar seiring kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024, juga turut menekan harga BRMS.
Prospek BRMS dinilai cerah seiring rencana ekspansi yang fokus pada peningkatan kapasitas produksi emas dan eksplorasi cadangan baru, berupaya memperkuat posisi di industri tambang Indonesia.
Didukung oleh grup besar dan proyeksi peningkatan permintaan, BRMS menargetkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset terbarunya pada 1 November 2024 mengungkapkan optimisme tinggi terhadap ekspansi besar BRMS.
Penurunan tajam saham BRMS turut menyeret emiten Bakrie lainnya.
Sebut saja, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) terjungkal hingga minus 6,87 persen, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) merosot 6,52 persen, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) turun 5,34 persen.