Menurut dia, aksi korporasi ini menunjukkan ambisi besar manajemen. “Secara keseluruhan, RI INET menunjukkan bahwa manajemen tengah mengambil langkah berani untuk menaikkan skala bisnis ke level yang lebih besar, sejalan dengan tren digitalisasi dan kebutuhan bandwidth nasional,” tutur Michael.
Namun, Michael juga memberi catatan penting. “Hasil akhirnya sangat tergantung pada kemampuan eksekusi dan bagaimana pasar merespons rencana besar tersebut,” ia menambahkan.
Dari sisi teknikal, saham INET juga dianggap sedang dalam fase penting.
“Secara teknikal sendiri, INET melakukan test area ATH sudah 2 kali. Dengan volume yang cukup besar, maka estimasi INET saat ini berada dalam wave ke 3, di mana resistance untuk rally tambahan harus melewati angka 340, dengan target peak wave 3 di 400,” ujarnya.
Dalam keterbukaan informasi, Jumat (26/9/2025) lalu, INET berencana menerbitkan sebanyak 12,8 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp10 per saham melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I). Jumlah tersebut setara 57,14 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.
Harga pelaksanaan ditetapkan Rp250 per saham dengan periode pelaksanaan 1–5 Desember 2025. Perseroan menargetkan dana segar hingga Rp3,2 triliun.