IDXChannel - Indeks saham Topix Jepang membukukan penurunan dua harian terbesar sejak bencana gempa bumi dan tsunami di Fukushima pada 2011.
Dilansir dari Bloomberg, Topix anjlok 6,1 persen pada Jumat (2/8/2024), membuatnya secara keseluruhan merosot 9,2 persen dalam dua hari terakhir. Pekan ini, Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga lebih awal dari perkiraan dan mengeluarkan pernyataan hawkish.
"Saya tidak menyangka saham-saham jatuh sebanyak ini — ini bencana," kata Kepala Manajer Dana Mitsubishi UFJ Asset Management Co Kiyoshi Ishigane.
Saham-saham Jepang baru saja mencatat rekor tertinggi baru tiga pekan lalu.
"Mungkin ini sementara, tetapi saham Jepang berada dalam situasi yang sangat buruk," katanya.
Kenaikan suku bunga mengerek yen terhadap dolar Amerika Serikat (AS), mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Ini merugikan eksportir, termasuk raksasa otomotif seperti Honda Motor Co.
"Ini tampak seperti aksi jual besar-besaran yang dipaksakan," kata Kepala Strategi Ekuitas Jepang Ortus Advisors Pte Andrew Jackson.
"Saya dapat membayangkan banyak perusahaan berbasis platform seperti pod secara agresif memangkas risiko, yang mengarah pada aksi jual pada apa pun yang sedikit ramai."
Yen mencapai 148,51 terhadap dolar pada Kamis, tertinggi sejak pertengahan Maret. Ahli strategi di Amundi dan TD Securities memperkirakan mata uang Jepang bisa terus menguat ke 140.
"Pasar semakin yakin akan pemangkasan suku bunga AS karena kekhawatiran tentang melambatnya aktivitas ekonomi pada saat Bank Jepang mulai memperketat pengaturan kebijakannya," kata Analis Pasar Senior Capital Dot Com Kyle Rodda. (Wahyu Dwi Anggoro)