sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham PACK Bertenaga Lagi usai ARB 3 Hari, Apa Daya Tariknya di Mata Ritel?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
03/07/2025 12:30 WIB
Saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) rebound hingga istirahat makan siang, Kamis (3/7/2025), berusaha pulih dari penurunan tajam tiga hari berunt
Saham PACK Bertenaga Lagi usai ARB 3 Hari, Apa Daya Tariknya di Mata Ritel? (Foto: Freepik)
Saham PACK Bertenaga Lagi usai ARB 3 Hari, Apa Daya Tariknya di Mata Ritel? (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) rebound hingga istirahat makan siang, Kamis (3/7/2025), berusaha pulih dari penurunan tajam tiga hari beruntun usai masuk ke papan pemantauan khusus dengan skema full call auction (FCA).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), di sesi III FCA, saham PACK melesat 9,07 persen ke level, mendekati batas auto rejection atas (ARA) 10 persen, di level Rp3.970 per unit. Nilai transaksi mencapai Rp31,03 miliar, dengan volume perdagangan 7,93 juta saham.

Sebelumnya, saham PACK sempat jatuh hingga batas auto rejection bawah (ARB) tiga hari beruntun pada Senin (30/6) hingga Rabu (2/7).

Pergerakan liar saham PACK dipengaruhi statusnya di papan pemantauan khusus. Likuiditas saham di FCA cenderung rendah karena perdagangan hanya dilakukan melalui beberapa sesi lelang, bukan secara kontinu.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh turut menyoroti pergerakan tak biasa saham PACK, yang sempat disuspensi oleh bursa karena lonjakan harga yang ekstrem.

“Suspensi pertama saham PACK terjadi pada 12 Juni 2025, dan kembali pada 13 Juni 2025 karena lonjakan harga signifikan,” ujar Michael, Rabu (2/7/2025).

Michael menambahkan, kenaikan ini mencapai sekitar 570 persen sejak awal tahun, dan melonjak 12.000 persen secara year-on-year (YoY).

Michael menilai kenaikan tajam saham PACK merupakan anomali, terutama karena terjadi di tengah kondisi pasar yang justru sedang tertekan. “Kenaikan ini tentunya menjadi anomali di tengah kondisi bursa yang volatile dan turun,” tuturnya.

Namun menurutnya, lonjakan ini bukan terjadi tanpa alasan. Michael mengungkapkan ada rumor yang menyebut keterkaitan antara PACK dan perusahaan besar asal China, CNGR.

“Ada rumor yang mengaitkan antara CNGR dengan PACK. Diketahui CNGR merupakan afiliasi dari PT Eco Energi Perkasa (EEP) yang diketahui mengakuisisi sekitar 49 persen saham PACK, dengan harga perolehan Rp29 per saham,” katanya.

Ia menambahkan, secara fundamental, kekuatan CNGR sebagai entitas global menjadi dasar spekulasi pasar terhadap skenario backdoor listing.

“CNGR sendiri memiliki aset sebesar USD100 miliar, yang artinya sekitar Rp150 triliun. Sementara di harga saat ini, PACK memiliki market cap di kisaran Rp7 triliun,” tutur Michael.

Apabila benar digunakan sebagai kendaraan backdoor listing, maka menurut Michael, akan ada aksi korporasi besar dari PACK.

“Jika CNGR melakukan backdoor listing dengan perusahaan PACK sebagai cangkang, maka otomatis PACK perlu melakukan aksi korporasi dan menambah jumlah ekuitas senilai asetnya,” Michael memberikan penjelasan lebih lanjut.

Michael menyimpulkan, hal tersebut menjadi dasar pergerakan harga saham PACK yang agresif belakangan ini. “Hal ini yang mendasari pergerakan PACK saat ini.”

Bagi investor ritel, saham PACK memang menawarkan daya tarik tersendiri. Selain peluang keuntungan besar dari volatilitas harga yang tinggi, skenario backdoor listing kerap dianggap sebagai 'jalan pintas' menuju potensi kenaikan harga yang signifikan.

Apalagi, investor ritel kerap terpikat oleh narasi besar seperti rencana ekspansi, perubahan bisnis, atau keterlibatan perusahaan asing berskala besar. Situasi inilah yang membuat saham-saham seperti PACK tetap diburu, meski risikonya tak kecil.

Sebagai informasi, backdoor listing adalah cara bagi perusahaan swasta untuk masuk ke pasar modal tanpa melalui proses penawaran umum perdana atau IPO. Sebagai gantinya, perusahaan tersebut mengambil alih atau bergabung dengan perusahaan publik yang sudah terdaftar di bursa.

Sebelumnya, perusahaan asal China, CNGR Advanced Material Co. Ltd., telah menyampaikan komitmennya untuk memperkuat sektor hilirisasi mineral di Indonesia.

Komitmen ini diungkapkan dalam pertemuan antara Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan Roeslani—yang juga menjabat sebagai CEO Danantara—dengan Chairman CNGR Deng Weiming dan President Director CNGR Indonesia Mr. Liao Hengxing, yang berlangsung di kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM pada 5 Juni 2025. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement