IDXChannel – Utang publik global melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa. Nilainya mencapai USD102 triliun (lebih dari Rp1.653.031 triliun) pada 2024, atau naik 7,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD), hampir sepertiga dari total utang itu (USD31 triliun) dimiliki oleh negara-negara berkembang. Hal tersebut diungkapkan dalam laporan UNCTAD berjudul "Dunia yang Penuh Utang 2025".
Angka utang meningkat dari USD97 triliun pada 2023 dan USD90 triliun pada 2021 dan 2022. Angka ini sekaligus menggambarkan percepatan berkelanjutan dalam pinjaman negara.
Data tersebut muncul hanya beberapa bulan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan kenaikan tajam pada tingkat utang global. Lembaga itu memproyeksikan peningkatan 2,8 poin persentase pada 2025, yang akan mendorong utang publik global di atas 95 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Utang publik dapat menjadi vital bagi pembangunan. Pemerintah menggunakannya untuk membiayai pengeluaran, melindungi dan berinvestasi pada rakyatnya, serta membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik," kata UNCTAD dalam laporannya.
"Namun, ketika utang publik tumbuh berlebihan atau biayanya lebih besar daripada manfaatnya, utang tersebut menjadi beban yang berat. Inilah yang terjadi di seluruh negara berkembang saat ini," kata badan PBB itu menambahkan.
Laporan UNCTAD juga menyoroti bahwa utang publik di negara-negara berkembang tumbuh dua kali lebih cepat dibandingkan di negara-negara maju sejak 2010.
Distribusi utang regional menunjukkan, Asia dan Oseania menyumbang 24 persen dari total utang global. Posisi berikutnya diikuti oleh Amerika Latin dan Karibia sebesar 5 persen, dan Afrika sebesar 2 persen.