Ia menambahkan, nilai aset yang akan disuntikkan juga di bawah harapan investor. “Selain itu, nilai aset yang di-inject sebesar Rp3 triliun, tidak sesuai ekspektasi,” kata dia.
Michael kemudian menyoroti valuasi pasar saham PACK saat ini. “Melihat market cap PACK saat ini yang berada di angka Rp5-Rp6 Triliun, maka secara teoretis harga PACK adalah 50 persen dari saat ini atau di sekitar Rp1.500,” imbuhnya.
Secara sederhana, OWK merupakan instrumen utang yang wajib dikonversi menjadi saham pada jangka waktu tertentu.
Skema ini memungkinkan perusahaan memperoleh tambahan modal tanpa menambah beban utang jangka panjang, sementara investor akan mendapat saham baru dengan hak yang sama seperti pemegang saham lain, termasuk hak suara dan dividen.
Meski terjun bebas belakangan ini, sepanjang 2025 saham PACK sudah melejit 313 persen, terdorong spekulasi backdoor listing setelah masuknya PT Eco Energi Perkasa (EEP) sejak akhir tahun lalu.