IDXChannel – Saham emiten jasa angkutan laut atau perkapalan condong menguat pada lanjutan sesi I, Kamis (11/7/2024).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.27 WIB, saham PT Temas Tbk (TMAS) naik tajam 6,96 persen ke Rp169 per saham.
Nilai transaksi TMAS mencapai Rp8,69 miliar dan volume perdagangan 51,50 juta saham.
Setali tiga uang, saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menguat 5,49 persen ke Rp384 per saham.
Saham PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM) ikut terapresiasi sebesar 2,56 persen. Demikian pula, saham PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) tumbuh 0,88 persen.
Pecah Rekor
Mengutip dari Hellenic Shipping News, Kamis (11/7), permintaan global untuk pengiriman peti kemas angkutan laut mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada Mei di tengah melonjaknya harga spot dan kemacetan pelabuhan yang parah.
Volume 15,94 m TEU (kontainer setara 20 kaki) yang diangkut melalui laut pada Mei mengalahkan rekor sebelumnya sebesar 15,72 TEU yang dicapai pada Mei 2021, menurut data yang dirilis oleh Xeneta dan Statistik Perdagangan Kontainer.
Rekor tingkat permintaan di Mei menjadikan volume tahun ini sedikit di bawah 74 juta TEU, yang merupakan kenaikan sebesar 7,5 persen dibandingkan lima bulan pertama 2023.
Senior Shipping Analyst Xeneta Emily Stausbøll mengatakan, “Lebih banyak barang dalam peti kemas yang dikirim melalui laut dibandingkan sebelumnya, pada saat kapasitas yang tersedia dipengaruhi oleh pengalihan di sekitar Afrika akibat konflik di Laut Merah dan kemacetan pelabuhan yang parah di Asia dan Eropa.
“Ini adalah badai besar yang memberikan tekanan pada rantai pasokan laut yang mengakibatkan kekacauan dalam beberapa bulan terakhir. Dalam banyak hal, sungguh mengesankan bahwa jaringan pelayaran global mampu mengangkut kontainer dalam jumlah besar dalam kondisi yang penuh tantangan seperti ini.”
Tingkat permintaan global yang memecahkan rekor sebagian besar didorong oleh volume ekspor dari Timur Jauh, dengan China mengalami ekspor tertinggi sepanjang masa sebesar 6,2 juta TEU pada Mei (termasuk 853.000 TEU permintaan peti kemas intra-China).
Jumlah tersebut menyumbang 39 persen dari perdagangan peti kemas global pada blan Mei dan bertepatan dengan kenaikan harga spot pada perdagangan fronthaul besar.
Di Pantai Timur AS, rata-rata kurs spot telah meningkat sebesar 130 persen pada periode yang sama hingga mencapai USD9550 per FEU. Di Eropa Utara dan Mediterania, kurs spot telah meningkat masing-masing sebesar 148 persen dan 88 persen menjadi USD 8.030 dan USD 7.830 per FEU.
“Mengingat kita sudah melihat volume yang memecahkan rekor di bulan Mei menjelang musim puncak tradisional di Q3, Anda dapat memahami mengapa pengirim barang sangat khawatir,” ujar Stausbøll.
Stausbøll berpendapat, pasar spot masih meningkat, konflik di Laut Merah belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dan kemacetan pelabuhan yang kita lihat di Asia dan Eropa akan memerlukan waktu untuk mengurangi tekanannya.
“Pertanyaan besar bagi pasar adalah apakah rekor volume di Mei berarti berkurangnya volume di musim puncak biasanya. Banyak faktor yang berperan, tidak hanya yang mendasari permintaan konsumen, namun juga kegelisahan para pengirim barang yang melakukan pemesanan terlebih dahulu dan potensi tarif lebih lanjut terhadap impor China,” kata Stausbøll.
Meskipun kombinasi ini dapat menjaga permintaan tetap tinggi selama beberapa bulan ke depan, masih mengikuti argumen Stausbøll, harus ada batasan berapa lama tingkat permintaan yang mencapai rekor tersebut dapat bertahan.
Dampak dari rekor tingkat permintaan yang dikombinasikan dengan jarak berlayar yang lebih jauh di sekitar Tanjung Harapan ditunjukkan melalui perhitungan TEU-mil. Data ini mencerminkan jarak yang diangkut setiap kontainer secara global.
TEU-mil telah meningkat sebesar 17,9 persen secara global pada tahun 2024 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pengalihan Laut Merah dan jarak berlayar yang lebih jauh di sekitar Tanjung Harapan (Cape of Good Hope), Afrika Selatan.
Namun, perdagangan yang paling terkena dampak pengalihan Laut Merah adalah perdagangan laut dalam dari Timur Jauh, yang juga merupakan perdagangan yang mendorong tingginya permintaan pengiriman peti kemas melalui laut.
Seandainya kapal kontainer laut terus menggunakan Terusan Suez, TEU-mil akan meningkat lebih kecil, tetapi tetap signifikan, sebesar 8,6 persen pada 2024 hingga saat ini.
Sementara, Indeks Spot Rate dan rute transpasifik Meningkat. Indeks komposit World Container Index (WCI) milik Drewry tumbuh sebesar 12 persen pada pekan lalu, dengan rute Shanghai-New York menunjukkan pertumbuhan paling tajam sebesar 17 persen.
Demikian pula, kurs spot Shanghai-Rotterdam meningkat sebesar 10 persen. Pengirim pada rute transpasifik dapat mengalami kenaikan tarif dua digit pada pekan depan, dengan CMA CGM akan menerapkan tarif USD2.400 per 40ft PSS untuk semua pengiriman dari Asia ke AS mulai hari Senin.
Mengutip Metro Global, Rabu (10/7), karena tingginya permintaan, banyak pengirim barang membayar di atas tarif yang ditetapkan untuk mendapatkan ruang. Ketersediaan ruang angkutan laut dari Asia hingga Eropa telah menurun sebesar 30 persen-40 persen, menyebabkan importir besar harus membayar biaya tambahan jaminan ruang. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.