"Sementara itu, untuk PTRO dengan free float di kisaran 23-24 persen, membuatnya membutuhkan kenaikan harga yang tidak sedikit untuk memenuhi persyaratan MSCI. Saya asumsikan di angka Rp9.000 ke atas," kata Michael.
Kabar lainnya, Direktur Utama PTRO, Michael, membeli 80 ribu saham perseroan di harga Rp25.000 per saham pada 20 Desember 2024, senilai Rp2 miliar. Kepemilikannya kini bertambah menjadi 140 ribu saham atau 0,0139 persen dari total saham beredar.
Komisaris Independen PTRO, Erwin Ciputra, juga membeli 60 ribu saham di harga rata-rata Rp28.233 per saham pada 23 Desember 2024, senilai Rp1,7 miliar. Kini, Erwin menguasai 685.400 saham atau 0,068 persen.
PTRO sebelumnya menandatangani kontrak senilai Rp4,03 triliun dengan PT Bara Prima Mandiri di Kalimantan Tengah untuk pengupasan lapisan penutup dan penggalian batu bara hingga 2032, dengan target produksi 135,46 juta BCM dan 7,35 juta ton batu bara.
Selain PTRO, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga merosot 2,06 persen.
Rumor pasar menyebutkan, BRPT akan memboyong anak usahanya melantai di bursa melalui penawaran saham umum perdana (IPO) pada pertengahan atau kuartal III-2025.