Ia menambahkan, pembentukan pola tersebut juga terjadi seiring dengan masuknya aksi beli dari investor asing.
“Ini juga terjadi seiring dengan pembelian dari foreign,” ujarnya.
Menurut Michael, level 8.000 menjadi penopang penting bagi kelanjutan tren kenaikan saham RATU.
“Bertahan di atas 8.000 sebagai neckline akan membuat RATU memiliki target kenaikan hingga ke 10 ribu bahkan 12.500,” papar Michael.
Di tengah tekanan akibat penurunan volume produksi dan melemahnya harga minyak dunia, RATU berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal II-2025.
Pendapatan perseroan turun 10 persen menjadi USD25,1 juta akibat penurunan rata-rata volume produksi di Blok Jabung, dari 53 menjadi 50 KBOEPD.