"Namun, dorongan oleh siklus konsumsi negara importir dan program biodiesel diperkirakan masih akan mendorong harga (CPO)," kata Joni dikutip Minggu (20/7/2025).
Di samping harga, kata dia, volume ekspor CPO dan produk turunannya naik signifikan. Hal ini menandai permintaan global yang kuat meskipun harganya tinggi.
Joni juga menyinggung progres negosiasi perjanjian Indonesia-EU CEPA dan turunnya tarif AS menjadi 19 persen menjadi kabar baik bagi industri sawit.
"Setelah 19 putaran selama hampir 10 tahun, Indonesia-EU CEPA mencapai terobosan pada 15 Juli dan bakal menghapus bea impor untuk sekitar 80 persen komoditas ekspor Indonesia, termasuk CPO," katanya.
"Sementara itu, AS menurunkan tarif impor CPO Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen, menyusul deal (kesepakatan) di Juli 2025, memberikan akses pasar AS yang lebih kompetitif di mana pasar ekspor CPO ke AS mencapai 1,6 juta ton per tahun," ujar Joni.
(Rahmat Fiansyah)