Michael menambahkan, kejelasan arah bisnis perseroan juga menjadi perhatian investor setelah adanya kabar terkait proyek pengelolaan sampah menjadi energi (waste-to-energy/WtE).
“Saat ini memang TOBA menyatakan mundur dari proyek WTE. Kejelasan dari proyek WTE perlu dikonfirmasi oleh Danantara sehingga investor bisa menimbang kembali profil investasinya, karena belum tentu proyek ini diambil oleh perusahaan tercatat,” tutur Michael.
Melansir dari pemberitaan media massa, perseroan juga memastikan tidak ambil bagian dalam penerbitan Patriot Bonds senilai Rp 50 triliun yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut.
Direktur TBS Energi Utama, Juli Oktarina, menjelaskan pada Selasa (28/10), proyek PLTSa yang digarap Danantara belum menjadi fokus utama perusahaan saat ini. TOBA, menurut dia, masih memprioritaskan pengembangan proyek energi yang sudah berjalan di berbagai wilayah regional.
Sementara itu, Danantara berencana membuka lelang proyek PLTSa pada awal November 2025. Proyek ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 yang diteken Presiden Prabowo Subianto pada 10 Oktober lalu.