Rifqi menjelaskan inflasi umum pekan lalu sebesar 5,47%, lebih rendah dari konsensus sebelumnya sebesar 5,07% dan inflasi inti sebesar 3,09% lebih rendah dibandingkan konsensus sebelumnya sebesar 3,02%.
Melihat data yang mendukung momentum Lebaran, Rifqi mengatakan untuk meneliti dan memperhatikan empat sektor saham berikut:
1. Sektor Infrastruktur, seperti saham milik TLKM dengan Support 4,130, Resistance 4,470 dan JSMR: Support 3,340, Resistance 3,460).
2. Sektor Keuangan, saham dengan kode emiten BBRI dengan penilaian Support 4,800, Resistance 4,920 dan BBNI: Support 9,225, Resistance 9,625).
3. Sektor Siklikal, saham dengan kode saham LPPF di kisaran Support 4,930, Resistance 5,250 dan emiten RALS dengan Support 650, Resistance 700).
4. Sektor Energi, dari saham AKRA dengan Support 1,540, Resistance 1,650).
Berdasarkan penilaian tersebut, sebenarnya ada beberapa aspek pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jelang Lebaran 2023. Salah satunya adalah adanya faktor eksternal, terutama terkait ketidakpastian pasar saham Amerika Serikat.
Selain itu, mengutip data riset tim IDX Channel pekan lalu, berinvestasi dalam beberapa saham dengan pertumbuhan tinggi setiap minggu dapat memberikan keuntungan besar bagi investor.
Tak terkecuali saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), yang bisa memberikan cuan bagi para investor hingga Rp14 juta dalam sepekan.Data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (14/4) menyebutkan, saham otomotif milik Grup Salim naik 24,73 persen dalam sepekan.
Artinya, jika seorang investor membeli 500 lot saham IMAS dengan harga Rp1,480/saham dengan modal Rp74 juta maka modalnya akan meningkat menjadi Rp88,25 juta dalam seminggu. Jadi, investor akan mendapat untung Rp14,25 juta jika membeli saham tersebut dalam sepekannya. (SNP)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor