Perseroan akan menggunakan sebesar 30% dana hasil IPO untuk pembelian mesin, dengan rincian sebesar 60% akan digunakan untuk pembelian mesin dalam rangka pengembangan produk baru, serta sebesar 40% digunakan untuk pembelian mesin dalam rangka peningkatan dan otomatisasi proses produksi.
Kemudian, sebesar 10% akan digunakan perseroan untuk membayar pinjaman Dollar AS dari PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk. Lalu, sekitar 15% akan digunakan untuk sewa gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur, juga akan digunakan untuk membeli kendaraan operasional dan peralatan gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan membiayai kegiatan operasional seperti biaya marketing, biaya SDM, biaya promosi, biaya desain kemasan, biaya perbaikan, pemeliharaan mesin dan bangunan, serta biaya overhead pabrik,” demikian dikutip dari prospektus, Jumat (15/12/2023).
Samcro Hyosung Adilestari dijadwalkan melantai di BEI pada 10 Januari 2024 dengan kode ACRO. Sementara, tanggal efektif diperkirakan akan didapat pada 29 Desember 2023.
Kemudian, masa penawaran umum akan digelar pada 2 hingga 8 Januari 2024. Lalu, tanggal penjatahan dan distribusi secara elektronik akan berlangsung pada 8 dan 9 Januari 2024. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
(FAY)