IDXChannel - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) terus menjual kepemilikan sahamnya di PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA). Aksi jual ini dilakukan di tengah rumor taipan Prajogo Pangestu yang hendak mengakuisisi emiten konstruksi tersebut.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dikutip Rabu (3/12/2025), Saratoga melepas saham NRCA untuk pertama kalinya pada 21 November 2025. Transaksi dilakukan melalui broker Stockbit Sekuritas (XL).
Terbaru, Saratoga melego 4,9 juta saham NRCA pada 1 Desember 2025. Dengan transaksi ini, maka perusahaan investasi milik Sandiaga Uno itu telah melepas hingga 21,3 juta saham NRCA.
Manuver yang dilakukan Saratoga tersebut membuat porsinya di NRCA menyusut tinggal 157,5 juta saham. Jumlah itu setara dengan 6,31 persen dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Langkah Saratoga yang terus melepas sahamnya dilakukan di tengah lonjakan tajam saham NRCA. Harga saham anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) itu melesat lebih dari 400 persen ke level Rp1.790 sejak awal 2025.
Kenaikan saham NRCA menjadi kesempatan emas bagi Saratoga yang memiliki harga rata-rata akuisisi saham NRCA di kisaran Rp500-Rp600 per saham. Dalam portofolio investasi Saratoga, NRCA ditempatkan sebagai perusahaan berkembang bersama PT Mitra Pinasthika Utama Tbk (MPMX) dan PT Samator Indo Gas Tbk (AGII).
Kenaikan harga tersebut dipicu kabar Prajogo Pangestu yang dikabarkan tertarik mengakuisisi NRCA untuk memperkuat ekosistemnya di sektor infrastruktur. Di sektor ini, Prajogo memiliki PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang merupakan bagian dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah turun tangan dengan menetapkan status Unusual Market Activity (UMA) dan suspensi atas saham NRCA. Bursa juga meminta kepada perusahaan untuk menggelar Public Expose Insidentil atas lonjakan harga saham tersebut.
Corporate Secretary NRCA, Setiadi Djajasaputra mengatakan, perseroan tidak memiliki informasi atau fakta material yang memicu lonjakan harga saham. Selain itu, perseroan juga tidak berencana melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat atau tiga bulan ke depan.
Manajemen NRCA menduga kenaikan harga saham perseroan disebabkan peningkatan kinerja pada 2025 serta kenaikan pipeline project.
"Selain itu, sejak IPO tahun 2013 sampai dengan tahun buku 2024 yang lalu, perseroan secara konsisten membagikan dividen dengan yield yang baik," ujar manajemen NRCA.
(Rahmat Fiansyah)