IDXChannel - Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu simbol pasar modal di negara ini. Bangunan yang terletak di kawasan Sudirman Central Business District tersebut didirikan pada dekade 1990-an.
Menurut situs Setiapgedung, bursa efek berkantor di Jalan Medan Merdeka Selatan sebelum 1995. Pada 1992, peletakan batu pertama proyek pembangunan gedung BEI dilakukan.
Brennan Beer Gorman terpilih sebagai perancang gedung setelah mengalahkan kompetitor dari berbagai negara. Pembangunan tahap pertama dimulai pada awal 1993.
Bursa efek resmi pindah ke gedung barunya pada Mei 1995. Peristiwa ini juga mendandai berakhirnya era perdagangan saham manual.
Bursa efek mulai memanfaatkan sistem perdagangan saham tak berwujud Jakarta Automated Trading System (JATS). Presiden Soeharto meresmikan gedung baru tersebut pada Oktober 1995.
Dengan tinggi 141 meter, Gedung BEI terdiri dari 32 lantai dan dua basement. Berlokasi dekat dengan wilayah Semanggi, gedung tersebut bisa diakses dari Jalan Gatot Subroto, Jalan Sudirman, dan Jalan Senopati.
Dirancang oleh tim arsitek dari Amerika Serikat (AS), trading floor dilapisi kayu, berpendingin dan berundak guna memberikan kenyamanan kepada pialang saham. Inovasi yang lain adalah perdagangan sahamnya berlangsung secara elektronik.
Namun, usia trading floor berlangsung singkat, hanya dari 1995 hingga 2010.
Perubahan yang dihadapi trading floor tidak lepas dari kemajuan teknologi perdagangan pasar modal. Fungsinya kini berubah menjadi museum dan pusat edukasi investasi. (WHY)