Sementara itu, naiknya value dari spending kebutuhan dasar mayoritasnya karena kenaikan harga dan peningkatan volume yang terbatas.
"Kami merekomendasikan NEUTRAL untuk sektor konsumsi primer, dengan top-picks MYOR. Kami melihat sektor barang konsumsi primer masih tetap tertekan sepanjang 2024," tutur Andhika.
"Dengan beberapa faktor penyebab di antaranya pelemahan daya beli masih menjadi isu yang kuat, khususnya di kalangan menengah kebawah (middle-low), beberapa inisiasi regulasi dari pemerintah dikatakan menekan daya beli masyarakat," jelasnya.
Selain itu, sambungnya, harga bahan pokok yang merangkak naik menyebabkan disposable income dari masyarakat menjadi terbatas, pelemahan Rupiah yang signifikan yang diiringi oleh relatif tingginya suku bunga Bank Indonesia (BI)menjadikan beban langsung para emiten meningkat yang akan bertranslasi kepada hasil gross margin Perseroan.
Namun patut dicermati potensi peningkatan perputaran ekonomi daerah (grassroot area) pada Pilkada serentak 2024 dengan anggaran lebih dari Rp35 triliun.
"Sejalan dengan ini kami merekomendasikan NEUTRAL untuk sektor konsumsi primer dan merekomendasikan BUY untuk MYOR sebagai top-picks dengan target harga Rp3.300 (implied P/E 21,4x di 2024)," kata Andhika.
(FAY)