sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sektor Properti Berprospek Cerah di 2025, Cek Saham Pilihan Analis Berikut

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
02/06/2025 13:00 WIB
Sektor properti dinilai memiliki prospek cerah sepanjang 2025, terutama pada segmen rumah tapak, ritel/Sektor properti dinilai komersial, dan kawasan industri. 
Sektor Properti Berprospek Cerah di 2025, Cek Saham Pilihan Analis Berikut. (Foto
Sektor Properti Berprospek Cerah di 2025, Cek Saham Pilihan Analis Berikut. (Foto

IDXChannel - Sektor properti dinilai memiliki prospek cerah sepanjang 2025, terutama pada segmen rumah tapak, ritel/komersial, dan kawasan industri. 

Riset terbaru BRI Danareksa Sekuritas menyematkan rating ‘Overweight’ terhadap sektor ini. Analis memilih emiten pengembang dengan portfolio residensial dan komersial, yang kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income).

“Segmen rumah tapak dan ritel diperkirakan tetap kuat di tahun ini, didorong oleh insentif PPN serta tingginya trafik pengunjung mal,” kata Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri Suweleh dalam risetnya dikutip pada Senin (2/6/2025).

Emiten-emiten yang fokus pada pengembangan rumah tapak dan portofolio ritel yang sehat dinilai dapat menjadi motor pertumbuhan. Di antara emiten pilihan utama adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Secara fundamental, CTRA ditargetkan memiliki price to earnings ratio (PER) sebesar 7,8 kali untuk 2025 dan price to book value (PBV) sebesar 0,8 kali. Return on equity (ROE) CTRA diproyeksikan mencapai 10 persen, dengan market cap sebesar Rp18,26 triliun.

Sementara itu, SSIA dinilai unggul dalam segmen kawasan industri karena kepemilikan lahan luas di Subang yang diprediksi menjadi hub kendaraan listrik. Emiten ini ditargetkan memiliki PER 2025 sebesar 16,4 kali dengan proyeksi ROE 6,7 persen dan market cap Rp4,82 triliun.

Adapun target harga saham CTRA di Rp1.600 per saham, dan SSIA Rp1.300 per saham. Beberapa target saham emiten properti lainnya yakni PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sebesar Rp640 per saham, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) Rp800, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Rp1.450 per saham.

Ismail juga menyoroti sejumlah risiko seperti potensi berakhirnya insentif PPN dan perlambatan arus investasi asing langsung (FDI) yang dapat menekan permintaan properti di semester berikutnya.

Secara keseluruhan, BRI Danareksa Sekuritas tetap optimistis terhadap sektor properti dengan urutan emiten pilihan seperti CTRA, PWON, SMRA, dan BSDE di segmen residensial dan ritel, serta SSIA di kawasan industri.

"Memitigasi risiko lemahnya pra-penjualan, kami memilih emiten pengembang dengan portofolio ritel yang kuat sebagai pilihan properti investasi yang paling sehat," ujar Ismail.

Secara industri, menurut riset JLL, permintaan rumah tapak tetap tinggi karena menjadi preferensi utama konsumen di tengah penurunan daya beli, khususnya yang berada pada kisaran harga Rp1 miliar-Rp5 miliar.

Sementara itu, sektor ritel/konsumer mendapat angin segar dari pertumbuhan tarif sewa sebesar 0,9 persen di pusat perbelanjaan utama selama kuartal I-2025.

Dari sisi kawasan industri, permintaan masih ditopang oleh ekspansi produsen asal China di sektor kendaraan listrik, FMCG, dan elektronik rumah tangga.

“Kawasan seperti Subang dan Jawa Tengah menjadi incaran karena ketersediaan lahan siap sewa dan fasilitas perakitan ringan,” katanya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement