Secara keseluruhan, BRI Danareksa Sekuritas tetap optimistis terhadap sektor properti dengan urutan emiten pilihan seperti CTRA, PWON, SMRA, dan BSDE di segmen residensial dan ritel, serta SSIA di kawasan industri.
"Memitigasi risiko lemahnya pra-penjualan, kami memilih emiten pengembang dengan portofolio ritel yang kuat sebagai pilihan properti investasi yang paling sehat," ujar Ismail.
Secara industri, menurut riset JLL, permintaan rumah tapak tetap tinggi karena menjadi preferensi utama konsumen di tengah penurunan daya beli, khususnya yang berada pada kisaran harga Rp1 miliar-Rp5 miliar.
Sementara itu, sektor ritel/konsumer mendapat angin segar dari pertumbuhan tarif sewa sebesar 0,9 persen di pusat perbelanjaan utama selama kuartal I-2025.
Dari sisi kawasan industri, permintaan masih ditopang oleh ekspansi produsen asal China di sektor kendaraan listrik, FMCG, dan elektronik rumah tangga.
“Kawasan seperti Subang dan Jawa Tengah menjadi incaran karena ketersediaan lahan siap sewa dan fasilitas perakitan ringan,” katanya.
(Dhera Arizona)