Secara fundamental, CTRA ditargetkan memiliki price to earnings ratio (PER) sebesar 7,8 kali untuk 2025 dan price to book value (PBV) sebesar 0,8 kali. Return on equity (ROE) CTRA diproyeksikan mencapai 10 persen, dengan market cap sebesar Rp18,26 triliun.
Sementara itu, SSIA dinilai unggul dalam segmen kawasan industri karena kepemilikan lahan luas di Subang yang diprediksi menjadi hub kendaraan listrik. Emiten ini ditargetkan memiliki PER 2025 sebesar 16,4 kali dengan proyeksi ROE 6,7 persen dan market cap Rp4,82 triliun.
Adapun target harga saham CTRA di Rp1.600 per saham, dan SSIA Rp1.300 per saham. Beberapa target saham emiten properti lainnya yakni PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sebesar Rp640 per saham, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) Rp800, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Rp1.450 per saham.
Ismail juga menyoroti sejumlah risiko seperti potensi berakhirnya insentif PPN dan perlambatan arus investasi asing langsung (FDI) yang dapat menekan permintaan properti di semester berikutnya.