IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi perusahaan terbuka. Harapannya dapat memacu pendanaan pasar modal, hingga memperkuat prinsip good corporate governance (GCG) perusahaan tercatat.
Selain melalui skema penawaran umum perdana (IPO), BEI juga membuka opsi bagi entitas BUMN melalui ‘jalur belakang’ alias backdoor listing.
Backdoor listing merupakan merger atau akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan tertutup terhadap perusahaan yang sahamnya telah tercatat di bursa.
Perusahaan tertutup, termasuk entitas BUMN dapat mengakses ke pasar saham tanpa perlu IPO, sehingga hanya perlu mengakuisisi emiten eksisting.
“Opsi itu (backdoor) memang bisa kita tawarkan (ke BUMN),” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman saat ditemui di Press Room IDX, Kamis (17/10/2024).
Mempunyai pendekatan pasar yang berbeda, membuat jalur backdoor dinilai dapat menjadi alternatif selain IPO, karena melalui pasar perdana (IPO) sebuah BUMN membutuhkan sederet persiapan sebelum membangun citra di hadapan investor.
“Kalau saya pribadi melihat memang dua cara, kalau kita IPO marketnya kan di depan. Kalau itu (backdoor), kita beli baru mulai marketing, karena kita mengubah company yang dibeli, kita isi, terus baru kita kenalin mereka (ke investor),” ujar Iman.
Bukan hal yang baru bagi investor melihat aksi sejumlah konglomerat, khususnya swasta masuk bursa melalui jalur backdoor.
Sebut saja PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk yang diakuisisi kongsi Agung Sedayu dengan Salim Group, sehingga menghadirkan entitas baru yang segar bernama PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Citra PANI sebagai grup raksasa properti justru lebih terbangun, dibandingkan usaha emiten sebelum diakuisisi. Ini tercermin dari kenaikan harga sahamnya.
Sementara baru-baru ini terdapat PT Green Power Group Tbk (LABA) hingga Meratus melalui PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW).
“Backdoor menurut saya adalah pilihan, tentu terbuka (bagi BUMN),” tutur Iman.
Sepanjang 2024, belum terdapat entitas BUMN yang melaksanakan penawaran umum perdana (IPO). Aksi terakhir dilakukan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pada 24 Februari 2023.
“Ya memang ini opsi dua-duanya (baik IPO maupun backdoor), tinggal pilihannya mau ke mana, gitu kan. Karena kadang orang bilang kalau saya masuk backdoor harga saham saya naik, ini juga kurang tepat, karena story-nya perlu dibangun, karena backdoor ini kan membeli cangkang,” kata Iman.
(Fiki Ariyanti)