“Pasar wait and see karena faktor ketidakpastian yang cukup tinggi di dalam negeri pada saat semester pertama,” ujar Lidiana.
Sementara pada penjualan ekspor atau luar negeri juga mengalami penurunan 5 persen menjadi Rp1,39 triliun. Hal itu disebabkan oleh kondisi geopolitik di Timur Tengah dan Rusia Ukraina.
Secara geografis, penjualan di Asia mengalami penurunan 15 persen menjadi Rp527 miliar, utamanya disebabkan oleh penurunan penjualan di Jepang, UEA dan Cina. Di wilayah Eropa, penjualan perseroan juga turun 24 persen menjadi Rp237 miliar yang disebabkan oleh penurunan penjualan di Rusia.
(Nadya Kurnia)