"Dilihat dari segi kredit perbankannya sendiri kita bisa lihat selama periode Oktober 2021 jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan sendiri secara year on year naik di level 3,24 persen. Ini menjadi salah satu Katalis yang positif juga bahkan kalau seandainya kita bisa breakdown lagi untuk perbankan buku empat mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam segi penyaluran kredit di level lebih dari 7%," terangnya.
Adapun alasan kredit perbankan itu menjadi salah satu hal yang cukup penting bagi indikator makro, karena menurutnya, perbankan merupakan salah satu proksi dari ekonomi yang ada di Indonesia.
"Kalau kita lihat indeks performance sepanjang November hingga penutupan saham kemarin, IHSG sudah mengalami kenaikan di level 2,24 persen," cetusnya.
"Kita bisa lihat selama November indeks justru relatif berada pada zona yang positif, lalu kita juga bisa melihat pada perdagangan kemarin Wall street memang ditutup dikarenakan memperingati hari thanksgivingnya tapi di satu sisi bisa mencermati beberapa sentimen makro seperti GfK consumer confidence germany yang mengalami penurunan di level 1,60 persen," lanjut Rifqi.
Hal tersebut menjadi salah satu hal yang mungkin dapat menjadi sentimen negatif dari global.