IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah 36 poin atau 0,22 persen ke level Rp16.191 per USD pada perdagangan Jumat (19/7/2024).
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi oleh meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga di AS.
Para pedagang memperkirakan lebih dari 90 persen kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September.
“Meskipun pertaruhan ini masih ada, dolar menemukan kekuatan minggu ini dari data klaim pengangguran yang kuat secara tak terduga, yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang menjadi pertimbangan utama bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga etap tangguh,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (19/7/2024).
Spekulasi mengenai masa jabatan kedua Trump setelah mantan presiden tersebut mengalami peningkatan popularitas besar-besaran setelah pembunuhan yang gagal. Hal ini juga menguntungkan dolar, dengan adanya spekulasi bahwa kebijakan proteksionisme Trump dapat mengarahkan lebih banyak modal kembali ke negara tersebut. European Central Bank (ECB) mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level 4,25 persen pada pertemuan Juli 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan, keputusan penurunan suku bunga kebijakan pada tanggal September 2024 terbuka lebar, mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga lagi pada 2024.
Laporan media minggu ini menunjukkan bahwa AS sedang mempertimbangkan pembatasan perdagangan yang lebih ketat terhadap Tiongkok, terutama sektor teknologi dan pembuatan chip di negara tersebut.
Laporan tersebut meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang baru antara Beijing dan Washington, mengingat hubungan dagang antara keduanya sudah tegang.
Dari sentimen domestik, pemerintah optimistis mampu memanfaatkan peluang ekspor dan mempertahankan tren surplus perdagangan melalui berbagai strategi di tengah melemahnya kinerja dagang Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja dagang pada semester I/2024 mencatatkan surplus USD15,45 miliar atau lebih rendah USD4,46 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian pada enam bulan pertama tahun ini tidak mencapai 50 persen dari total target sepanjang 2024 di batas bawah sebesar USD31,6 miliar, sedangkan batas atas sebesar USD53,4 miliar. Adapun artinya, Indonesia harus kerja keras untuk mengejar target surplus neraca dagang sebesar USD31,6 miliar sampai USD53,4 miliar pada semester II/2024.
Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong peningkatan kinerja dagang pada semester II/2024. Salah satunya memperkuat transformasi struktur ekspor ke arah peningkatan ekspor produk manufaktur, memperluas pasar ekspor ke Asean, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA) yang belum tuntas.
Lalu, meningkatkan ekspor dengan fokus utama pada penurunan tarif, memberikan perhatian khusus pada negara-negara yang berfungsi sebagai hub-regional, memperkuat peran perwakilan perdagangan luar negeri, dan digitalisasi perdagangan.
Pemerintah juga akan berfokus pada pengembangan sektor perdagangan jasa yang memiliki potensi besar.
“Pencapaian target ekspor nasional tentunya menekankan pentingnya upaya dan kerja sama dari semua pihak,” katanya.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp16.180-Rp16.240 per USD.
(DES)