IDXChannel - Wall Street pekan depan memasuki momen krusial di mana investor akan mencari petunjuk terkait kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah penutupan pemerintahan (government shutdown).
Sementara itu, kekhawatiran terhadap valuasi yang mahal pada saham-saham yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI) masih menjadi sentimen yang membebani pasar.
Melansir Investing, indeks S&P 500 (.SPX) berakhir dengan penurunan mingguan pada Jumat (7/11/2025), setelah mencatat tiga pekan kenaikan berturut-turut.
Indeks acuan tersebut kini turun sekitar 2,4 persen dari rekor penutupan tertingginya pada 28 Oktober, meskipun secara umum laporan kinerja kuartal III perusahaan-perusahaan besar AS menunjukkan hasil yang kuat.
"Investor kini menilai apakah pelemahan pasar saham ini sekadar aksi ambil untung (profit taking) dan penyesuaian sehat setelah reli panjang, atau justru awal dari penurunan yang lebih tajam," ujar Kepala Strategi Pasar di Ameriprise Financial, Anthony Saglimbene.
Kekhawatiran bahwa pasar saham tengah berada dalam "gelembung AI" membuat Wall Street tetap waspada.
Di sisi lain, serangkaian laporan pada Kamis menunjukkan memburuknya kondisi pasar tenaga kerja AS. Data dari perusahaan analitik tenaga kerja Revelio Labs menunjukkan 9.100 pekerjaan hilang pada Oktober, sementara rencana PHK oleh perusahaan AS melonjak menjadi lebih dari 153.000, menurut Challenger, Gray & Christmas, firma penempatan tenaga kerja global.