Lebih lanjut, dari sesi persiapan, Robertus menilai para pelaku pasar dan investor jauh lebih siap di tahun ini dibandingkan pada tahun sebelumnya. Itu tercermin dari adanya rangkaian upaya dari para pelaku penentu kebijakan ekonomi maupun moneter.
"Misalnya Bank Indonesia (BI) yang sudah meningkatkan cadangan devisanya dan juga neraca perdagangan yang masih surplus trennya, ini juga boleh dibilang menyiapkan peluru untuk para penentu kebijakan moneter dan fiskal kalau seandainya terjadi dampak yang paling buruk sekalipun seperti misalnya adanya capital outflow. Jadi di tahun 2013-2014 kita memang belum siap, tapi di 2021 ini sekarang sepertinya sudah jauh lebih siap," tandasnya. (RAMA)