Untuk indeks sektoral mayoritas ditutup menguat pada sesi I. Sektor properti mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen.
"Ini didorong oleh berbagai program stimulus dari pemerintah untuk meningkatkan penjualan rumah, seperti penghapusan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk mempercepat realisasi program tiga juta rumah," katanya.
Sementara itu, para investor saat ini mengalihkan perhatian mereka ke notulen rapat Federal Reserve November yang akan dirilis hari ini, dan dapat memberikan wawasan penting mengenai arah kebijakan moneter bank sentral.
Nilai tukar Rupiah melemah 0,26 persen menjadi Rp15.922 per USD. Nilai transaksi perdagangan sepanjang sesi I mencapai Rp6,4 triliun, lebih rendah dari nilai transaksi pada sesi I kemarin. Di mana perdagangan saham tertinggi didominasi oleh saham sektor perbankan besar, ritel, serta komoditas.
Di sisi lain, yield obligasi periode 5 tahun naik dan periode 10 tahun turun. Hal ini disebabkan oleh meredanya capital outflow yang menyambut terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2025.
(Fiki Ariyanti)