IDXChannel – MNC Sekuritas menyoroti prospek PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) pada kuartal IV-2025 seiring potensi kenaikan permintaan musiman pada akhir tahun.
Research Analyst MNC Sekuritas Catherine Florencia menilai SIDO memasuki periode puncak penjualan di akhir 2025.
Hal itu didukung oleh musim hujan dengan kondisi cuaca yang lebih dingin hingga mobilitas masyarakat meningkat pada momen libur natal dan tahun baru (nataru).
"Didukung oleh permintaan musim hujan, mobilitas yang lebih tinggi, konsumsi terkait perayaan, dan re-order stock di akhir tahun," ujar Catherine dalam MNCS Company Update, dikutip Senin (24/11/2025).
Dalam lima tahun terakhir, penjualan sepanjang kuartal keempat secara konsisten dinilai memberikan kontribusi terbesar bagi kinerja SIDO melalui peningkatan permintaan herbal.
Catherine mengestimasi periode ini menyumbang sekitar 30 persen hingga 34 persen dari total pendapatan tahunan.
Selain faktor musiman, proyeksi restocking dari general trade, dan modern trade menjelang periode Lebaran 2026 diperkirakan menarik sebagian permintaan ke kuartal keempat tahun ini.
"Kami mengantisipasi restocking lebih awal yang biasanya terjadi menjelang periode Lebaran pada akhir kuartal I/2026," kata dia.
Tak hanya faktor musiman, Catherine menilai terdapat dukungan stimulus pemerintah pada kuartal IV-2025 yang dinilai dapat memperkuat permintaan produk kesehatan.
Adapun hingga kuartal III-2025, SIDO mencatat pendapatan Rp2,7 triliun sepanjang Januari–September 2025, tumbuh 3,9 persen secara tahunan.
Laba bersih mencapai Rp818,5 miliar atau naik 5,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi profitabilitas, SIDO membukukan margin yang stabil dengan Gross Profit Margin (GPM) 56,7 persen dan Net Profit Margin (NPM) 30 persen hingga kuartal III-2025.
Segmen Food & Beverages menjadi salah satu penopang pertumbuhan setelah mencatat kenaikan 4,4 persen akibat pelonggaran biaya bahan baku seperti taurine, aspartame, citric acid, dan fructose. Kinerja ini turut mengimbangi penurunan pada segmen farmasi yang turun 1,8 persen secara tahunan.
Sementara itu, penjualan ekspor meningkat 23 persen hingga September 2025 dan kini berkontribusi 9,7 persen terhadap total pendapatan.
Malaysia tetap menjadi pasar terbesar dengan kontribusi sekitar 4 persen. Ekspansi ini dinilai menjadi faktor pendukung tambahan bagi prospek kinerja akhir tahun.
Dari sisi saham, Catherine masih mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham SIDO dengan target harga Rp610 per saham. Target tersebut mencerminkan valuasi pada 15,5 kali price to earnings (PE) dan 5,1 kali price to book value (PBV) pada 2026.
Hingga Senin (24/11/2025), saham SIDO masih bertengger di level Rp550 per saham.
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
(Febrina Ratna Iskana)